'HATI' dan 'MULUT' dua element tubuh yang diperintahkan TUHAN YESUS supaya senantiasa SINKRON. Namun dlm aplikasi hidup sehari-hari perjalanan HATI ke kutub Utara, MULUT ke kutub Selatan.
Ada apa dengan kita?
1. Menandakan distorsi (pencemaran) 'kemurnian'.
Ini berbicara ketulusan. Memang Yesus berkata kepada kita di dalam Kitab Matius 10:16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu CERDIK seperti ular dan TULUS seperti merpati." Hehehee... namun banyak kita menerjemahkannya "cari untung" saja, akibatnya yang mahir di cerdiknya saja. Kebanyakan cerdik hasilnya licik lama-lama ularnya yang menonjol. Sang tulus, selamat tinggal. Saya pastikan HATI dengan MULUT pasti jauh. Lukas 16:8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. Kebanyakan menonjolkan kecerdikan berakibat lama-lama jadi ANAK DUNIA.
2. Cari aman-kompromistis/bargain.
Bagaimana mencari aman yang aman? Bisa dengan menjual kebenaran, kompromi kebenaran, bargain kebenaran. Tidak sulit menemukannya, lihat saja 'pengakuan pengacara kondang di dalam artikelnya' - "NATUR SEORANG PENGACARA" menyebutkan bahwa jika seorang pengacara telah menerima kontrak/honor dengan client-nya, dia akan berdiri sebagai pembela dibelakang client-nya meskipun dia mengerti client-nya salah. Lihat di lembaga-lembaga negara kita, saat dimana menentukan 'KEBENARAN' dengan jalan divoting, jalan pragmatis ditempuh untuk kenyamanan, weleh-weleh. Apa aplikasinya dengan kita secara pribadi, sederhana; kitapun sering mencari jalan tengah untuk menutupi kekurangan kita. Di saat demikian, saya memastikan JARAK ANTARA HATI DENGAN MULUT anda semakin jauh.
3. Tidak punya pendirian (labil)
Pendirian itu berbicara 'prinsip', dalil hidup yang penuh dengan nilai-nilai luhur 'values'. Seseorang yang digerakkan dengan kemurnian akan memiliki kekuatan hati nurani yang teguh. Keteguhan menghasilkan kesetiaan. Seorang yang setia pasti jujur dengan pendirian akan kebenaran. Yesus berkata bahwa 'katakan yang sesungguhnya, jika ya, katakan ya! Jika tidak katakan tidak' selebihnya dari si Jahat (red). Orang yang labil akan sulit menemukan: keteguhan (FIRMNESS), kejujuran (HONESTY) dan kesetiaan (FAITHFULNESS). Saya pastikan bahwa MULUT orang yang labil sangat jauh dengan HATINYA.
4. Hypocrite (munafik)
Mengapa bisa jadi munafik? Munafik bersumber dari apa? Hati-hati virus ini mengejar, mengancam dan bisa mengena siapa saja baik politisi, rohaniwan, masyarakat biasa dan semua orang. Alkitab memberikan penjelasannya:
a. Mencari KEPUJIAN DIRI SENDIRI-kemegahan diri
Kemunafikan lahir dari manusia yang mencari kemegahan diri sendiri, bacalah nasehat TUHAN YESUS di bawah ini:
Matius 6
6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Matius 6
6:5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Matius 6
6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
b. BENAR SENDIRI
Munafik itu lahir dari pembenaran diri sendiri. Banyak menimpa para guru, rohaniwan, orang tua dan yang merasa sudah banyak tahu namun belum tentu bisa melakukan. Di dalam Matius 7:5 berkata: "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." Cobalah jawab pertanyaan ini: "Siapa yang lebih banyak memberikan jawaban?" Mereka yang merasa lebih banyak tahu bukan? Jika mereka bisa melakukan yang mereka tahu banyak itu, mereka bebas dari kemunafikan. Namun jika mereka tidak bisa melakukan yg mereka tahu mereka rentan dengan kemunafikan. Orang yang demikian biasanya pintar dan mahir mencari detail kesalahan orang lain. Saya pastikan JARAK ANTARA MULUT DENGAN HATINYA PASTI JAUH.
c. TERBIASA DENGAN TOPENG
Hidup memaksakan diri,hidup diluar kemampuan diri, hidup tidak tampil apa adanya sangat rentan dengan kemunafikan. Mengapa? Karena anda akan berusaha memberikan performance yang bersandiwara. Bermuka dua adalah topeng,
Matius 23:25 "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan." Jangan cuma cuci piring, gelas dan pakaian anda tapi cucilah dari mana makanan yang berasal di dalam piring tersebut. Tanyakan diri anda!
Matius 23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Jangan cuma mahir menghiasi fisik luar, hiasilah manusia batin kita. Kebersihan manusia batin kita akan tercermin keluar dan nilainya bukan kepura-puraan.
4. MERASA SUDAH BISA DAN MAHIR
Orang yang merasa sudah bisa dan mahir biasanya rentan dengan kemunafikan, mengapa? Cobalah jawab pertanyaan ini, SIAPA DAN DARI MANA yang banyak membuat pelanggaran? Jawabnya justru mengejutkan anda, MEREKA yang sudah bisa. Contoh seorang ayah melarang anaknya merokok sementara di mulutnya terselip batangan rokok bukan? Hati-hati hidup kita terbuka dan dibaca TUHAN dan sesama. Marilah mencoba dan berusaha untuk hidup MURNI.
Orang yg demikian tidak dikenan TUHAN.
WARNING !!!!!.......
Kemunafikan sangat dekat dengan BIBIR NERAKA
Matius 24:51 dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi."
Dalam lindungan anugerah TUHAN semata.