EnglishFrenchGermanSpainItalian DutchRussianPortugueseJapaneseKorean

Google Search

Custom Search

Tuesday, August 17, 2010

JANGAN SOMBONG

Ditengah murkanya laut dan terjangan badai ombak yang hebat, kapal itu karam dan diombang-ambingkan di tengah laut yang buas. Tubuh-tubuh tak berdaya dengan harapan yang pudar berusaha bergelayut dengan benda apapun yang mampu mereka raih untuk bertahan hidup.... dan disana sini mayat-mayat kaku dingin mengambang bagai boneka rusak...Kepekatan laut yang dingin, hitam dan tidak bertepi semakin memupus harapan dari beberapa orang yang masih bertahan ditengah keputus-asaan. Rintih dan teriakan lemah minta tolong.... dan gapaian tangan lemah..... semua sia-sia... semua tidak berarti.... Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang.

Sebelum musibah kecelakaan itu kedua lelaki itu saling mengenal, dan mereka sering terlibat persaingan. Untuk saling mengungguli siapa yang terhebat di antara keduanya. Persaingan yang terkadang menjurus ke arah persaingan yang tidak sehat. Dan kini mereka berdua selamat, terdampar di pulau gersang yang tidak berpenghuni, kecuali mereka berdua....

Mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat untuk bisa selamat dan kembali ke dunia mereka kembali dan berkumpul dengan orang-orang tercinta di rumah. Hal yang sama-sama mereka sepakati adalah meminta pertolongan kepada Tuhan, Sang Pencipta kehidupan dalam permohonan doa mereka.Namun dalam hal berdoa memohon pada Sang Pencipta ini, mereka kembali bersaing. Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.

Doa pertama mereka panjatkan, mereka memohon agar diturunkan makanan.

Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya.

Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya, seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya.Sedangkan lelaki yang ke dua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa.

Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah dikabulkan.

Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit menggema,"Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?""Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan," sementara doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka, ia tak pantas mendapatkan apa-apa." sahut lelaki kesatu itu dengan sombong."Kau salah!" suara itu membentak membahana. "Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan, semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa.""Katakan padaku," tanya lelaki ke satu itu. "Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?""Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!" sahut suara dari langit itu.

Saudaraku terkasih,
Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang lain?
Kekayaan...., ketampanan...., kecantikan...., rumah yang megah..., makanan yang lezat...., pakaian yang indah....?
Sadarilah betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala sesuatu pada diri mereka demi kenyamanan kita, demi keberhasilan kita....?

Anda tahu siapa yang bekerja keras untuk sepiring nasi atau sepotong roti yang kita makan....? Itu adalah kerja keras para petani, yang mulai pagi buta saat orang masih terlelap dalam tidur, mereka mengayunkan cangkul menggali tanah keras untuk media tumbuhnya padi atau gandum...., dan sepanjang hari mereka mengurusnya dengan penuh rasa cinta....menyiram, memupuk dan merawatnya dari ilalang maupun serangan hama penyakit... Sehingga akan sangat berdosa sekali bila kita menghambur-hamburkan makanan dengan sia-sia, sementara masih banyak saudara-saudara kita yang berteriak kelaparan....

Anda tahu siapa yang telah berjasa sehingga kita bisa mengenakan pakaian yang pantas ? Mereka adalah para petani yang telah menanam kapas, lalu para penenun yang telah bekerja menenun sehingga menjadi kain halus yang nyaman, atau para buruh pabrik yang berlelah sepanjang hari bekerja dipabrik pemintal, dan juga para penjahit yang dengan keahliannya membuat pakaian yang menarik dan enak untuk di pakai...?

Anda juga tahu siapa yang telah membantu sehingga kita bisa menikmati pekerjaan yang baik dengan posisi yang mampu menghasilkan uang yang cukup untuk kehidupan keluarga kita? Ini semua karena jasa baik ayah dan ibu yang setia merawat kita sejak dari dalam kandungan, kemudian menolong kita dengan kasih sayang dari seorang bayi yang hanya mampu menangis kalau lapar atau dahaga, kemudian mereka menyekolahkan kita dengan keringat mereka yang tidak pernah kering.

Dan juga peran guru untuk mencerdaskan kita sangat besar. Bisa Anda bayangkan kalau tidak ada guru...? MUngkin kita hanyalah manusia-manusia bodoh tidak berdaya yang menggantungkan hidup pada kebaikan orang lain...

Dan rumah kita yang nyaman dan hangat. ini....? Itu semua karena kerja keras para kuli bangunan yang menyusun satu persatu bata sehingga menjadi bangunan yang kokoh tempat kita bernaung...

Mungkin kita akan menjawab, mereka dibayar untuk kerjanya.... !!! Ok...., tapi bayangkan kalau semua orang punya uang untuk membayar jasa, sementara pekerja tidak ada, akankah kita mampu membangun rumah kita sendiri...?

Sepanjang hidup kita, kita selalu membutuhkan peran orang lain. Bahkan sampai ajal menjemput kita. Peran pendeta... atau imam pendoa, peran pengurus peti jenazah..., pemandi mayat..., bahkan sampai penggali kubur....

Saudaraku,
Tak selayaknya kita mengabaikan peran orang lain, sekecil apapun peran orang itu.....karena semua memberi dampak yang luar biasa terhadap keberadaan dan kenyamanan kita...

Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." ( Lukas 10:27)

Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji. (1 Samuel 2:3)

GOD bless you and me, now and forever. Amen.Sumber: Renungan Harian

Depok, 17 Agustus 2010. 9.31 pm semoga Informasi ini bermanfaat
Tuhan Yesus memberkati

Masukkan Code ini K1-EY8895-E
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com