LUKA AKIBAT PENGKHIANATAN »
Dari: Merry M H Languju
Kepada: Anggota CHRISTIANS GROUP
Waktu: Kemarin jam 16:32
Pesan:
Bacaan: Mazmur 41:5-14
Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, ...
telah mengangkat tumitnya terhadap aku.-
Mazmur 41:10
Kita masih bisa tahan seandainya ditipu dan
diperlakukan secara licik oleh musuh.
Kita masih bisa sabar dengan berita miring
tentang kita akibat iri hati dan fitnah.
Kita masih bisa tersenyum seandainya
harus berhadapan dengan si gunung berapi
yang meledak dalam kemarahan tanpa alasan.
Meski jengkel, kita masih bisa menahan diri
dengan perlakuan tidak adil yang kita terima.
Kita masih bisa bersabar dengan semuanya itu.
Namun soal pengkhianatan atau
pemberontakan yang dilakukan oleh orang
yang begitu dekat dengan kita?
Ini hal yang paling menyakitkan!
Bisa membayangkan seandainya orang yang
kita percayai, atau orang yang sudah
begitu dekat dengan kita melakukan
pengkhianatan yang berujung pada pemberontakan?
Sakit, itu pasti. Rasa kecewa, tak bisa disangkal lagi.
Geram, yah... itu perasaan yang bisa dimaklumi.
Memang tidak ada yang lebih menyebalkan selain
pengkhianatan dan pemberontakan.
Mengapa? Karena pengkhianatan dan pemberontakan selalu
dilakukan oleh orang yang dekat dengan kita.
Tanyakan kepada Simson yang cintanya dikhianati Delila.
Tanyakan kepada Yusuf yang dikhianati oleh saudara-saudaranya.
Tanyakan kepada Uzia, yang dikhianati oleh Daud, rajanya sendiri.
Pengkhianatan demi menutupi skandalnya dengan Batsyeba.
Tanyakan kepada Daud yang dikhianati oleh Absalom, anaknya sendiri.
Tanyakan kepada Yesus yang dikhianati oleh Yudas dengan ciuman.
Tak ada yang menyangkal bahwa pengkhianatan meninggalkan sakit dan
luka yang mendalam.
Kita pernah mengalaminya, dan sampai sekarang luka itu belum mengering.
Tak bisa dipungkiri, bahwa terkadang
terbersit sebuah keinginan untuk melakukan aksi balas.
Biar impas dan setimpal dengan luka yang kita rasa.
Rasanya kita perlu belajar dari Yesus soal mengatasi pengkhianatan ini.
Tidak ada obat yang lebih mujarab untuk mengatasi luka
akibat pengkhianatan selain kasih.
Bukankah kita tahu bahwa Yesus sudah mengampuni pengkhianatan Yudas
bahkan jauh sebelum murid yang satu ini menjual Dia?
Kalau sampai hari ini luka hati kita masih menganga akibat
pengkhianatan, tak ada pilihan lain kecuali kita mau mengasihi dan
melepaskan pengampunan bagi orang yang telah mengkhianati kita.
Kasih adalah jawaban.
Lepaskan pengampunan bagi orang yang telah mengkhianati kita,
karena itu juga berguna bagi diri kita sendiri sendiri, karena kita
tidak akan membawa beban itu berhari-hari, dan rasa damai dan
sukacita akan mengalir dalam hidup kita jika kita belajar untuk
mengampuni orang lain,
sama seperti Yesus yang sudah mengampuni kita semua.