Mayoritas orang Amerika rupanya meyakini bahwa Yesus berbicara melalui mereka berbagai cara, demikian jajak pendapat teranyar yang diselenggarakan oleh The Barna Group, dan dikutip oleh Christian Post.
Ya, 52 persen orang Amerika berkata bahwa Yesus berbicara kepada mereka dengan cara memengaruhi pikiran, emosi, atau perasaan mereka secara langsung. Sedikitnya, dua dari lima orang berkata bahwa Yesus berkomunikasi dengan mereka melalui pesan Alkitab yang mereka baca sendiri atau dibacakan oleh orang lain.
Dan lebih dari sepertiga responden mengaku bahwa Yesus berkomunikasi kepada mereka melalui pelbagai tanda; pengajaran dan kotbah yang “berbicara” di dalam situasi “darurat”; peristiwa mukjizat; dan melalui kata-kata dari orang lain.
Kurang dari seperlima responden mengatakan bahwa Yesus berbicara kepada mereka dengan suara atau bisikan yang dapat didengar.
Penelitian yang melibatkan 1.002 responden ini menunjukkan bahwa dua dari tiga orang dewasa atau 67 persen, mengklaim bahwa mereka memiliki hubungan pribadi dengan Yesus secara aktif yang memengaruhi kehidupan mereka.
Responden—orang dewasa AS—yang mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan pribadi dengan Yesus kebanyakan adalah wanita (72 persen) dan beragama Kristen Protestan (82 persen), serta memiliki pandangan konservatif dalam sosial dan politik.
Secara khusus, penelitian ini juga menemukan bahwa semakin usia responden yang muda berbanding lurus dengan hubungan pribadi mereka dengan Yesus.
Di antara responden yang berusia 65 tahun ke atas, 72 persen mengaku bahwa mereka memiliki hubungan pribadi yang aktif dengan Yesus. Tetapi persentase ini turun sedikit menjadi 70 persen untuk responden generasi “boomer” yang berusia 46 hingga 64 tahun; 65 persen untuk responden berusia 27 hingga 45 tahun; dan 52 persen untuk responden berusia 18 hingga 26 tahun.
Meski survey tersebut menunjukkan bahwa mayoritas orang Amerika percaya bahwa mereka memiliki hubungan pribadi dengan Yesus, tapi responden tidak ditanyai seberapa penting hubungan tersebut dalam kehidupan mereka.
Ini karena, Dua tahun lalu, survey yang diselenggarakan Barna menunjukkan bahwa mayoritas orang Amerika tidak menempatkan hubungan pribadi mereka dengan Tuhan sebagai prioritas.
Tujuh dari 10 orang Amerika dewasa mengatakan bahwa keluarga mereka lebih penting daripada hubungan mereka dengan Tuhan. Hanya 19 persen yang mengatakan bahwa hubungan mereka dengan Allah Tritunggal adalah yang terpenting dalam hidup mereka.
Penelitian yang digelar pada Maret 2008 itu juga menunjukkan bahwa responden yang berusia 40 tahun ke atas, cenderung menempatkan Tuhan sebagai yang terutama di dalam kehidupan mereka.