EnglishFrenchGermanSpainItalian DutchRussianPortugueseJapaneseKorean

Google Search

Custom Search

Friday, July 16, 2010

SETIA SAMPAI AKHIR (Bagian 1)

Hubungan pernikahan kristiani adalah hubungan pernikahan seumur hidup berdasarkan komitmen secara total. Banyak orang ketika baru menikah, mengatakan bahwa mereka merasa “begitu beruntung” karena bertemu dengan seorang pasangan yang mengerti tentang mereka, yang dapat berbagi suka dan duka, dan begitu cocok dengan mereka. Akan tetapi, beberapa waktu setelah mereka menjalani kehidupan bersama, mereka menyadari bahwa mereka bukanlah perpaduan yang sempurna. Mereka mulai sadar bahwa mereka tidak selalu sepakat, mereka juga tidak sehati dan sepikir, ataupun bertindak dalam cara yang sama persis. Menyatukan dua pribadi yang berbeda jenis kelamin, berbeda keinginan, berbeda karakter dan latar belakang kehidupan sosial, ternyata tidak seindah lagu cinta dan semeriah pesta pernikahan. Hidup pernikahan jauh lebih sulit dari apa yang pernah mereka bayangkan. Dan tidak jarang, jika pasangan ini tidak siap, pernikahan mereka akan bermasalah, dan di hari tua mereka, mereka tidak lagi hidup bersama seperti yang diikrarkan di dalam janji pernikahan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tentu saja, pernikahan yang harmonis hanya dapat terjadi jika masing-masing pasangan dengan sadar membuat hal itu terjadi! Terapis keluarga dan penulis David Augsburger dalam bukunya “Sustaning love” mengatakan bahwa pernikahan itu merupakan suatu perjalanan untuk mengalami perubahan dan perubahan. Pasangan suami istri akan mengalami beberapa “pernikahan dalam pernikahan”. Kegagalan mengatasi masalah dalam masa transisi dapat mengakibatkan terjadinya perceraian. Seiring dengan perubahan kepribadian, pernikahanpun akan berubah, namun ketika pasutri menetapkan ulang dan memperbaharui tujuan pernikahan mereka dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mencapai tiap sasaran, hubungan dalam pernikahan mereka akan mengalami petumbuhan. David membagi perjalanan pernikahan menuju pada kematangan dan kedalaman cinta ke dalam 4 tahapan:

Masa Impian – usia pernikahan 20 tahunan
Masa Kekecewaan – usia pernikahan 30 tahunan
Masa Penemuan – usia pernikahan 40 tahunan
Masa Kedalaman – usia pernikahan 50 tahunan.
Ternyata cukup lama juga perjalanan hidup berumah tangga yang harus ditempuh pasutri untuk sampai kepada kedalaman cinta dan pengertian satu sama lain, yaitu 50 tahunan.

Dr. Paul Gunadi memberikan beberapa point yang kemudian dikembangkan sebagai langkah untuk mempersiapkan diri melewati masa tua bersama pasangan kita.

MASA TUA ADALAH MASA KETERBATASAN
Suatu proses biologis yang pasti akan dihadapi oleh setiap manusia adalah menjadi tua. Memasuki masa tua mungkin merupakan tugas tersulit yang harus kita hadapi di dalam hidup ini. Sebuah pepatah mengatakan bahwa, ”Beranjak menjadi tua bukanlah tugas untuk para pengecut”. Memasuki masa tua pertama-tama adalah menyangkut peristiwa kehilangan dan pengurangan. Kita mengabdikan sebagian besar hidup kita sebelumnya untuk memperoleh banyak hal. Namun, semuanya itu hanyalah sesuatu yang akan hilang dan berkurang pada saat kita beranjak tua. Kita akan masuk ke tahap kehidupan di mana rambut semakin memutih, kerutan di wajah semakin bertambah, gerakan semakin lamban, mata menjadi kurang awas, fungsi otak semakin menurun di mana sudah sering lupa atau bahkan pikun, dan tangan mulai gemetaran. Penyakit-penyakit degeneratif seperti osteoporosis (rapuh tulang), demensia (kepikunan), rematik, dll, selalu menakutkan kita di masa tua. Bukan itu saja, kita juga akan kehilangan teman, pekerjaan, bahkan mungkin kekayaan, rumah, kesehatan, pasangan hidup, kebebasan, dan yang terbesar adalah kita kehilangan rasa memiliki martabat dan harga diri kita.

Dengan kehilangan dan pengurangan tersebut, masa tua menjadi masa penuh keterbatasan. Kita perlu mengakui keterbatasan serta hidup di dalam dan bukan di luar keterbatasan itu, bersama pasangan hidup kita. Ada kalanya kita siap dan menikmati hidup bersama pasangan kita hanya dalam fase tertentu saja, misalnya fase sebelum mempunyai anak, fase ketika anak-anak masih kecil atau fase pengembangan diri. Namun belum tentu kita siap dan dapat menikmati kebersamaan di dalam melewati masa tua, sebab masa tua adalah masa yang pernuh dengan keterbatasan. Setidaknya kita menyadari dan siap untuk menerima keterbatasan tersebut.

Namun ingatlah selalu, bahwa ada satu hal yang tidak akan pernah hilang dan menjadi berkurang dari diri kita, yaitu kasih Allah. ”Sampai masa tuamu Aku tetap Dia,” kata Allah kepada Nabi Yesaya, ”dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.” (Yesaya 46:4). Bahkan pemazmur mengatakan bahwa, ”Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, ...... mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah” (Mazmur 92: 13-15). Sungguh kasih Allah tidak pernah hilang dan berkurang.

MASA TUA ADALAH MASA MENGINGAT DAN MENUAI
Jadi Tanamkanlah Kehidupan Yang Manis dan Indah. Pada masa tua kita tidak lagi memandang ke depan, sebab secara alamiah kita tahu bahwa tidak banyak lagi waktu tersisa. Secara fisikpun ingatan jangka pendek kita makin memudar, yang masih melekat adalah memori jangka panjang – ini adalah gejala-gejala alzheimer. Itulah sebabnya kita sering mengingat hal-hal yang terjadi dulu dan jika di masa dulu penuh dengan kepahitan, dapat diduga di hari tua kepahitanlah yang akan dirasakan terus-menerus. Pada masa tua bukan saja kita akan mengingat semua kepahitan di masa muda, kitapun akan merasakannya berlipat kali ganda. Jika kita menyimpan sakit hati, kita akan lebih sakit hati; bila kita kecewa, kita akan merasakan kekecewaan yang dalam. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa masa tua adalah masa mengingat dan menuai buah perbuatan kita di masa muda. Sebaliknya jika kita telah menanam banyak pengalaman indah bersama, maka masa tua menjadi masa yang lebih indah lagi, karena ingatan kita akan selalu dipenuhi oleh ingatan yang manis.

Oleh sebab itu hidup bagaimana yang Anda pilih untuk masa tua Anda sangatlah ditentukan oleh masa muda Anda saat ini. Bukankah Rasul Paulus telah mengingatkan bahwa ”apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Galatia 6:7). Apapun yang Anda lakukan sekarang ini, Anda sedang mengukir dan membentuk kehidupan Anda di masa tua.

MASA TUA ADALAH MASA PERUBAHAN PRIORITAS
Berhubung dengan sedikitnya waktu yang tersisa dan berkurangnya kesanggupan fisik, maka kitapun dipaksa untuk menetapkan ulang prioritas hidup. Kita harus dapat duduk bersama dan menyetujui hal-hal apa saja yang akan menjadi prioritas hidup. Rencanakanlah apa yang akan kita kerjakan tahun ini, tahun berikutnya, dan tahun berikutnya lagi. Tetapkan kegiatan apa yang dilakukan dan yang tidak akan dilakukan lagi. Walaupun kita harus beriman dan menyerahkan masa depan ke dalam tangan Tuhan, kita tetap harus merencanakan masa depan. Firman Tuhan tidak melarang kita membuat rencana; firman Tuhan melarang kita membuat rencana di luar Tuhan. Masa tua yang bahagia berawal dari perencanaan yang bijak. Bicarakanlah tentang hal-hal apa yang nanti akan dikerjakan atau tidak akan dikerjakan di hari tua.

MASA TUA MERUPAKAN KEPANJANGAN MASA SEKARANG
Hidup pernikahan yang kuat di masa sekarang ini akan lebih menjamin hidup pernikahan yang kuat di masa tua. Sebaliknya, hidup pernikahan yang kropos di masa sekarang akan menghadirkan hidup pernikahan yang parah di hari tua.Perbaikilah masalah rumah tangga sekarang, bukan nanti; suburkanlah kebiasaan-kebiasaan yang baik sekarang, jangan tunggu nanti. Menunda sampai nanti sama dengan memastikan hari tua yang suram.

Untuk memiliki kehidupaan yang terhormat dan menyenangkan di masa tua, kita tentu harus mempersiapkannya sejak dini, seperti persiapan keuangan, kesehatan, memiliki hobi dan juga pola pikir yang sehat. Di masa tua, seharusnya kita mendapatkan dukungan dari anak-anak, akan tetapi banyak anak-anak yang telah memiliki keluarga dan kesibukan sendiri sehingga tidak memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk diberikan kepada orang tuanya. Sebagai akibatnya, para orang tua sering merasa frustasi di dalam menjalani masa kehidupan usia emas mereka.

Biasakan menabung semasa memiliki penghasilan, sisihkan sebagian uang untuk tabungan masa tua. Ikutilah program-program pensiun yang banyak disediakan oleh berbagai perusahaan. Simpanlah uang tersebut untuk keperluan Anda di masa tua, jangan gunakan untuk keperluan lain. Selain itu ikutilah juga asuransi kesehatan sedini mungkin karena preminya masih murah, karena akan sulit bagi Anda untuk masuk ke program asuransi bila Anda sudah tua dan sakit-sakitan. Bila diteliti, di masa tua, biaya kehidupan yang paling besar prosentasenya adalah biaya kesehatan.

Selagi badan masih sehat, berolahragalah secara teratur karena bila sudah berumur dan penyakit sudah datang, olahraga sudah tidak banyak menolong lagi. Selain itu juga aturlah pola makan yang sehat, kurangi makanan yang berlemak, jauhkan rokok dan minuman keras. Perbanyak makanan yang mengandung serat tinggi, seperti sayuran dan buah-buahan. Kontrol emosi juga merupakan bagian yang penting dalam menjaga kesehatan karena banyak pasien yang mengalami stroke akibat dari kurangnya berolahraga, pola makan yang tidak sehat dan mengalami stres pikiran.

Setelah memasuki masa pensiun, orang tua yang tidak memiliki hobi akan mengalami masa yang sulit karena tidak tahu apa yang mesti dilakukan sehingga menderita post power syndrome. Tekunilah hobi yang akan membantu Anda melewati hari-hari yang menyenangkan sebab dengan adanya hobi tersebut, seperti berkebun, main musik, memelihara dan merawat binatang kesayangan, menulis dan lainnya, akan menolong Anda supaya tidak cepat pikun. Memasuki masa tua bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Hadapilah dengan baik sehingga Anda tetap menjadi orang yang dihormati, disegani, disayangi oleh orang-orang di sekeliling Anda, bahkan Anda telah menjadi contoh teladan bagi anak cucu Anda.next semoga Informasi ini bermanfaat
Tuhan Yesus memberkati

Masukkan Code ini K1-EY8895-E
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com