3:1 Aduh, bukan main sedihnya hati saya, sampai saya menangis. Lalu dengan berkeluh kesah saya berdoa begini,
3:2 "Engkau adil, ya Tuhan. Engkau berbelaskasihan dalam semua perbuatan-Mu dan setia dalam semua tindakan-Mu; Engkaulah yang menghakimi dunia semesta.
3:3-4 Perlakukanlah aku dengan baik dan jangan hukum aku karena dosa-dosaku, bahkan dosa-dosa yang tersembunyi. Nenek moyangku berontak dan melanggar perintah-Mu; janganlah hukum aku karena dosa-dosa mereka. Kaubiarkan kami dirampok, ditawan dan dibunuh, disindir, diomongkan dan dihina di negeri-negeri tempat kami diasingkan.
3:5 Tepatlah semua hukuman-Mu, bila Engkau menghukum kami karena kesalahan kami. Kami tidak setia; kami menolak perintah-Mu dan tidak hidup semestinya di hadapan-Mu.
3:6 Sekarang perlakukanlah aku sesuka hati-Mu, cabutlah nyawaku supaya aku hilang dari muka bumi dan kembali menjadi debu. Sebab mati lebih baik bagiku daripada hidup, karena aku terus difitnah dan dihina, dan hatiku sangat sedih. Ya Tuhan biarlah semua kesusahan ini berakhir; bawalah aku ke kediaman abadi. Janganlah Kautolak doaku, ya Tuhan, sebab lebih baik aku mati daripada hidup sengsara dan terus dinista."
3:7 Pada hari itu juga di kota Ekbatana di Media, Sara anak perempuan Raguel dihina oleh seorang pelayan wanita ayahnya.
3:8 Sara sudah menikah tujuh kali, tetapi setiap kali sebelum dapat bersetubuh, Asmodeus setan jahat, membunuh suaminya. Maka pelayan itu berkata kepada Sara, "Engkau sendiri yang membunuh suami-suamimu! Sebab engkau sudah dikawinkan dengan tujuh orang, tetapi semuanya mati sebelum dapat hidup bersamamu.
3:9 Mengapa engkau menghukum kami karena kematian mereka? Lebih baik engkau sendiri pergi menyusul mereka, supaya kami tak akan melihat seorang anakmu!"
3:10 Mendengar itu, Sara sangat sedih. Ia menangis tersedu-sedu dan naik ke loteng rumah ayahnya untuk gantung diri. Tetapi sesudah berpikir, ia berkata dalam hati, "Ah, jangan. Nanti ayahku dihina orang. Mereka akan berkata kepadanya, 'Bapak punya seorang anak perempuan yang terkasih. Tetapi ia sudah gantung diri karena kesusahannya.' Lalu kesedihan ayahku yang sudah tua itu pasti akan membawanya ke liang kubur. Jadi daripada gantung diri, lebih baik berdoa kepada Tuhan supaya aku mati saja. Maka aku tak usah mendengar penghinaan itu lagi."
3:11 Lalu Sara merentangkan tangannya ke arah jendela sambil berdoa begini, "Terpujilah Engkau, ya Allah Penyayang! Semoga nama-Mu selalu dihormati. Semoga Engkau diagungkan oleh seluruh ciptaan-Mu untuk selama-lamanya.
3:12 Ya Tuhan, aku menengadah kepada-Mu dan berdoa kepada-Mu.
3:13 Kumohon biarlah aku mati saja, supaya tidak mendengar lagi penghinaan itu.
3:14 Engkau tahu, Tuhan, bahwa aku masih perawan, belum pernah disentuh seorang laki-laki.
3:15 Belum pernah kunodai namaku atau nama ayahku, selama tinggal di tanah pengasingan ini. Aku anak tunggal ayahku, satu-satunya ahli warisnya. Tak ada saudara ayah atau sanak saudara lain yang berhak memperistri aku. Aku sudah kehilangan tujuh orang suami; apa gunanya terus hidup begini? Tetapi kalau Tuhan tidak menghendaki aku mati, dengarkanlah keluh kesahku, ya Tuhan!"
3:16 Sementara Tobit dan Sara sedang berdoa, Allah Yang Mahatinggi mendengar mereka
3:17 dan mengutus Rafael malaikat-Nya untuk menolong mereka. Ia diutus untuk menghilangkan bintik-bintik putih dari mata Tobit supaya ia bisa melihat lagi. Juga untuk mengatur perkawinan Sara dengan Tobias anak Tobit. Tobias itu orang yang paling berhak untuk kawin dengan Sara. Rafael juga ditugaskan untuk membebaskan Sara dari setan Asmodeus. Pada saat Tobit meninggalkan halaman hendak masuk ke dalam rumahnya, pada saat itu juga Sara di Ekbatana turun dari loteng.