Bacaan Alkitab 18 November 2013: Amos 6:1-14
"Celaka
atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa
tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang
utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!" Amos 6:1
Melalui nabi Amos Tuhan memperingatkan dengan keras orang-orang Israel
agar mereka tidak terlena dengan kenyamanan yang sedang mereka rasakan:
nyaman di Sion, merasa tenteram di gunung Samaria dan atas orang-orang
terkemuka yang seringkali mereka andalkan. Apa maksudnya?
Sion
adalah kota pusat peribadatan bangsa Yehuda. Ini berbicara tentang
kegiatan-kegiatan ibadah yang dilakukan orang percaya. Seringkali kita
berpikir bahwa kita sudah melakukan yang terbaik bagi Tuhan. Kita tidak
pernah absen memenuhi bangku-bangku gereja di hari Minggu, aktif di
persekutuan, rutin berpuasa, memberi banyak persembahan, bahkan sudah
terlibat dalam pelayanan. Kita pun akhirnya berpikir bahwa segala
sesuatu yang kita lakukan ini sudah menyenangkan hati Tuhan dan berkenan
di hadapanNya. Ingat! Tuhan sama sekali tidak tertarik dengan
kegiatan rohani kita apabila hal itu tidak disertai dengan ketaatan kita
dalam melakukan kehendakNya. Tuhan berkata, "Aku membenci, Aku
menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.
Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran
dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu
berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari
pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku
dengar." (Amos 5:21-23).
Perhatikan
kehidupan ahli-ahli Taurat dan juga orang-orang Farisi! Bukankah
secara kasat mata mereka adalah orang-orang yang rajin beribadah,
mengerti firman Tuhan, dan sudah terjun dalam pelayanan? Tetapi apa
kata Tuhan? "...turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka
ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan
mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya." (Matius 23:3).
Ternyata segala ibadah yang mereka lakukan adalah sia-sia di hadapan
Tuhan, sebab disertai motivasi tidak benar yaitu supaya dipuji dan
dihormati manusia, padahal mereka sendiri tidak hidup dalam ketaatan.
Ibadah yang demikian merupan kebencian bagi Tuhan. (Bersambung)
sumber: http://airhidupblog.blogspot.com/2013/11/aman-dan-tentram-palsu-1.html