Seorang lelaki tua memutuskan untuk pergi ke kota dengan tidak membawa apapun termasuk uang. Dalam perjalanan dia menemukan sebuah buku tua yang sudah lusuh. Dia membawanya ke toko-toko bekas namun tidak ada seorang pun yang membelinya. Ketika hendak membuangnya, seorang pemilik perpustakaan memanggilnya dan menukar buku itu dengan beberapa meter kain.
Dia pun memutuskan untuk kembali ke desa karena sesampainya di kota dia tidak mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan. Tiba-tiba ada seorang penjahit yang memanggilnya. Penjahit itu menukar kainnya dengan 2 potong baju karena kualitas kain yang dibawanya sangat bagus.
Ketika berjalan di depan rumah mewah, pemilik rumah memanggilnya. Pemilik rumah itu tertarik dan membeli baju itu seharga 200 dollar. Lelaki tua sangat senang dan dia pun melanjutkan perjalanannya menuju ke desa. Tiba-tiba ada seorang pencopet yang mengambil uangnya. Dia hanya bisa tersenyum dan sama sekali tidak merasa kecewa karena pada awalnya memang dia tidak membawa uang, sehingga ketika dia pulang tanpa uang, itu tidak akan menjadi masalah.
Ada begitu banyak orang yang sangat kecewa ketika mereka kehilangan uang atau sejumlah hartanya. Mereka menjadi depresi ketika harta dunia tiba-tiba lenyap. Mereka lupa bahwa ketika datang ke dunia, mereka bukanlah siapa-siapa dan tidak membawa apa-apa. Begitu juga saat nantinya kembali ke rumah Bapa.
Jangan pernah mengandalkan kekayaan atau kekuatan yang kita punya. Segala sesuatu yang kita miliki saat ini adalah pemberian Tuhan dan kita berhak untuk menjaga dan menggunakan berkat itu dengan bijaksana.
Tidak ada yang mengajukan pengaduan dengan alasan benar, dan tidak ada yang menghakimi dengan alasan teguh; orang mengandalkan kesia-siaan dan mengucapkan dusta, orang mengandung bencana dan melahirkan kelaliman.
Yesaya 59:4
sumber: http://www.renunganhariankristen.net/tangan-hampa/