Bacaan Alkitab Sore 17 April 2014: Matius 26:36-46
Lalu
kata-Nya kepada mereka, “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati
rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” (Matius
26:38)
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 17-18
Pada
11 September 2001, United Airline No. 93 (UA) dikuasai pembajak, hendak
ditabrakkan ke gedung kembar World Trade Center, New York. Heather
Penney, seorang pilot perempuan, ditugasi untuk menabrakkan pesawatnya
ke pesawat UA tersebut. Bukan hanya menjalankan misi bunuh diri, bisa
jadi ia juga akan menewaskan ayahnya, yang mungkin menjadi pilot pesawat
yang dibajak itu. Ia siap untuk mengurbankan diri dan hubungan dengan
ayah tercinta demi mengemban tugas negara dalam upaya menyelamatkan
banyak nyawa. Namun, akhirnya ia tak jadi tewas. Para penumpang UA
sendiri melawan para pembajak dan membelokkan pesawat sehingga jatuh di
Pennsylvania.
Yesus
Kristus, Putra Allah, mengalami ketegangan yang lebih mencekam dan
menggentarkan. Dia bergumul untuk mengurbankan diri-Nya dan melepaskan
hubungan kasih dengan Bapa-Nya di surga untuk menyelamatkan dunia dari
kehancuran karena kutuk dosa. Dan, Dia menjalani misi ini sampai tuntas.
Nas
hari ini mengungkapkan pergumulan Yesus di Getsemani dengan bahasa
manusia, dengan ungkapan yang terbatas: “Hati-Ku sangat sedih seperti
mau mati rasanya”. Di bagian lain, “Peluh-Nya menjadi seperti
titik-titik darah yang bertetesan ke tanah” (Luk. 22:44).
Yesus rela berkurban demi ketaatan-Nya kepada Bapa surgawi, memanggul
salib menuju Golgota, ditolak dan ditinggalkan Bapa-Nya, demi memikul
kutuk dosa manusia. Kematian-Nya membayar lunas semua dosa saya dan dosa
Anda. Apakah hidup kita melimpah dengan ucapan syukur atas
penebusan-Nya ini?
JIKA KRISTUS YANG ADALAH ALLAH SAJA BERSEDIA MATI BAGIKU,
TIDAK MUNGKIN AKU BERKURBAN TERLALU BESAR BAGI DIA.
sumber: http://www.renunganharian.net/2014/49-april/1002-misi-pengurbanan-diri.html
TIDAK MUNGKIN AKU BERKURBAN TERLALU BESAR BAGI DIA.
