Bacaan Alkitab Pagi 19 Mei 2014: Keluaran 3:1-22
"Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" Keluaran 3:11
"Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" Keluaran 3:11
Seringkali kita bersikap 'jual mahal' dan 'jaim' (jaga image)
kepada Tuhan. Dengan berbagai alasan kita berusaha menghindar dan lari
dari panggilan Tuhan. Beribadah saja keterpaksaan, apalagi melayani
pekerjaan Tuhan.
Siapakah
kita ini hingga kita bersikap demikian? Apakah Tuhan membutuhkan kita
atau kita yang sangat membutuhkanNya? Sesungguhnya Tuhan tidak
membutuhkan tenaga kita, "...sebab Ia maha kuasa dan maha kuat." (Yesaya 40:26b); Tuhan tidak membutuhkan hikmat atau kepintaran kita karena Ia adalah sumber hikmat itu sendiri. "...TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian."
(Amsal 2:6). Tetapi seringkali kita yang berlagak sok pintar dan sok
tahu. Tuhan juga tidak membutuhkan uang atau harta kita karena Dia
lebih kaya dari manusia mana pun yang ada di bumi ini. Yang Tuhan
butuhkan dari kita adalah kerelaan hati kita merespons panggilan Tuhan;
kerelaan berjalan bersamaNya; kerelaan melakukan firmanNya; kerelaan
melayani Dia, memberitakan Injil dan menjadi saksi-saksiNya. Saat
pertama kalinya dipanggil Tuhan untuk melayani, Musa pun bersikap
seperti kebanyakan orang Kristen saat ini yaitu menolak dengan berbagai
dalih dan alasan, "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun
tidak dan sejak Engkau berfirman keada hamba-Mupun tidak, sebab aku
berat mulut dan berat lidah." (Keluaran 4:10), karena itu "...Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus." (Keluaran 4:13).
Jawaban
Musa ini didasarkan pada kekuatan dan kemampuannya yang sangat
terbatas. Ia sadar bahwa dirinya bukan siapa-siapa. Secara manusia
mustahil bagi Musa bisa mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang
dipercayakan Tuhan ini yaitu memimpin suatu bangsa yang besar dan
membawa mereka ke luar dari perbudakannya di mesir. Saat itu Musa
benar-benar sedang dalam pergumulan yang berat dan mengalami krisis
percaya diri: takut, kuatir, cemas, ragu dan minder berkecemuk jadi
satu. Musa menolak panggilan Tuhan karena merasa diri tidak mampu! (Bersambung)
sumber: http://airhidupblog.blogspot.com/2014/05/hati-yang-rela-1.html
