MINYAK
PELITA
Sebagai
imam Tuhan, dimana Roh-Nya tinggal dalam diri kita, berarti kita memiliki tugas
dan tanggungjawab untuk menjaga pelita yang ada dalam diri kita tetap menyala.
Tidak
bisa dipungkiri bahwa kita hidup di tengah-tengah dunia yang dipenuhi dengan
kegealapan seperti yang tertulis di dalam kitab Yesaya: “Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi
bangsa-bangsa(Yesaya60:2a);” sebab
itu sebagai imam dan umat pilihan Tuhan, maka kita harus menjadi pelita-Nya
yang tetap menyala di tengah kegelapan dunia ini, jangan malahan kita terbawa
dalam kegelapan yang ada.
1. Sumbu Pelita
Amsal 4:23
Jagalah
hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Sumbu di sini berbicara tentang
hati; disinilah kita harus benar-benar memperhatikan dan menjaga hati kita.
Cerminan hati kita sangat menentukan sekali apakah pelita kita tetap menyala
atau tidak. Jika hati kita penuh dengan kepahitan, kedengkian, amarah, dendam,
iri hati dan segala yang jahat dan bersifat keduniawian sudah dapat dipastikan
akan membuat api dalam diri kita redup bahkan lama-kelamaan api tersebut akan
mati. Kita harus benar-benar menjaga hati kita supaya tetap sesuai dengan apa
yang Tuhan mau. Jangan pernah kita biarkan pelita hati kita redup bahkan
menjadi mati. Kita harus benar-benar serius dengan perkara hati kita, dan
jangan membiarkan sesuatu yang sepele yang bisa merusak hati kita.
2. Memperhatikan Kesediaan Minyak di dalam
Pelita
Minyak di dalam bait suci salomo harus selalu diperhatikan supaya tidak sampai kering. Seperti kita tahu bahwa minyaklah yang menentukan api dalam pelita akan menyala atau tidak. Minyak di sini berbicara tentang pengurapan dari Tuhan, selain itu dapat juga diartikan sebagai hubungan pribadi/ keintiman kita dengan-Nya.
Minyak ini harus
selalu kita minta kepada Tuhan untuk Ia terus memenuhkan hidup kita. Pengurapan
dari hubungan keintiman kita dengan Tuhan akan terus membuat hidup kita
senantiasa mengalirkan minyak yang akan membuat pelita hidup kita terus
menyala. Pengurapan dari Tuhan yang terus mengalir dalam hidup kita akan membuat
kita tetap mampu berjalan mengikuti setiap hentakan kaki-Nya.
source: Munyak Pelita