I'm with You Heart and Soul - SEPAKAT!!!
by: Joshua Christian
2. Ketika Daud dikejar dan mau dibunuh oleh Saul
Daud,
dia tidak pernah berharap jadi raja dia hanya mengerjakan segala sesuatu yang
ditangannya dengan excellent
mengerjakan dengan segenap hati dengan cinta dan pengabdian sehingga apa yang
dikerjakannya dibuat berhasil oleh Tuhan dan sikap hatinya menyenangkan hati
Tuhan karena jiwa dan hatinya sungguh-sungguh menyadarinya semua karena Tuhan.
Coba
imajinasikan hidup Daud dan pikirkan korelasinya dengan hidupmu maka ini akan
menjadi sebuah perenungan:
Dia
sedang diam-diam dipandang menggembalakan domba dan kambingnya sambil memainkan
kecapinya dan menyembah Tuhan tetapi dia dipanggil oleh Samuel dan diurapi
menjadi raja atas Israel. Sehabis itu dia kembali lagi ke padang untuk
menggembalakan.
Setelah
itu dia dipanggil ke istana untuk menghibur raja sebab raja kena roh jahat dan
bayangkan dia menyanyi untuk raja, mendampingi raja, menghibur raja. Belum lagi
saat itu Israel kena kegentaran karena raksasa Goliath itu menakutkan bagi
Israel dan dia harus berperang melawan Goliath dan orang Filistin dan membawa
kemenangan. Lalu Daud menjadi pembawa senjatanya Saul tetapi apakah sehabis itu
hidupnya mulus? Pelan-pelan naik pangkat dan jadi raja? Oleh karena
kebaikan-kebaikan yang dia buat?
Tetapi ternyata tidak pernah
segemilang Salomo hidupnya dan tidak langsung instant menjadi raja seperti
Saul. Ketika dia mulai cemerlang karena dikenal jago perang eh malah raja
mengejar dia mau membunuh dia dan hidupnya tidak pernah mudah. Bayangkan dia
dikejar-kejar Saul padahal dia perang begitu rupa sampai membawa kemenangan
buat bangsa Israel. Hatinya bukan tidak mengerti arti sakitnya dikhianati tapi
semua dikeluarkan lewat mazmur karena dia mengerti artinya takut akan Tuhan.
Tetapi sepanjang kita membaca
alkitab tidak pernah keluar dari hatinya yang berkata, “Mana janjinya aku
menjadi raja malah sekarang aku mau dibunuh raja.” He never Question God. Statement seperti itu tidak pernah keluar
dari mulutnya karena menjadi raja bukan tujuan hidupnya. Mengenal Tuhan hidup
berkenan itulah tujuan hidupnya.
Bagaimana dengan hidup kita? Bukankah
sejujurnya banyak di antara kita mempertanyakan keadilan Allah? Seringkali kita
yakin banget dan percaya Allah mengasihi kita tapi apakah hati kita tiba-tiba
dapat banyak proyek-proyek besar dan sementara kita satu proyek aja ngga goal
padahal kita ke gereja yang sama, menyembah sama dan menabur sama.
Tiba-tiba saudara kita dapat rumah
tetapi kita masih tinggal di gubuk reot dan masih banyak lagi ketidakadilan
yang mata kita lihat tapi apakah hati kita yang paling dalam berkata aku
percaya padaMu Tuhan, I will not question
you? Dan coba Tanya dirimu kenapa disaat kita ok saat kita bahagia saat
kita berhasil saat kita diberkati kita ngga bertanya why me Lord? BELAJAR PERCAYA.
Seringkali tidak ada jawaban baku
buat tiap orang tapi ketika hati kita yang paling dalam mengenal bahwa Yesus Allah
kita adalah Allah yang Adil karena Dia sudah mati menebus kita dan itu
keadilanNya. Ketika hati kita sungguh-sungguh percaya maka sesungguhnya jiwa
kita akan ditenangkan. Dan sesungguhnya kalau kita mau jujur banyak yang Dia
sudah beri yang melampaui apa yang layak kita terima.
Ketika hati kita percaya
sesungguhnya saat itu kita sedang berkata Tuhan aku sepakat denganMu dan I’m with You heart and soul kita semua
menantikan yang besar percayalah semua orang menantikan janji-janji dan
pengharapan-pengharapan yang besar tapi yang sangat penting bukan
penggenapannya walau kita tidak boleh jemu menantikan penggenapannya tetapi
perjalanan pengenalan akan Tuhan yang terukir di hati kita itu yang berarti,
kesepakatan demi kesepakatan dalam BERJALAN BERSAMANYA itu yang berarti.
Imajinasikan kita sedang melakukan
perjalanan menuju sebuah kota emas tetapi kita harus melalui hutan belantara
dan kita jalan dengan kekasih kita maka sesungguhnya ketika kita sampai di kota
emas maka ukiran di hutan belantara bersamaNya itu tidak tergantikan. Ketika kamu
memiliki segalanya maka sebenarnya ngga asyik lagi semua jadi bosan tetapi
perjalanan berpetualang denganNya itu yang asyik yang kata Engkong “ngeri ngeri
sedep”.
Selama kita tekun dan sepakat
menyiapkan wadah yang besar menyiapkan kapasitas yang besar pasti Tuhan akan
menempati janjiNya. Saya mengambil kesimpulan bahwa:
Sepakat
= Tetap Percaya
Matius 21:1-3
1: Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah
dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus
menyuruh dua orang murid-Nya
2: dengan pesan: "Pergilah ke kampung
yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai
betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah
keduanya kepada-Ku.
3: Dan
jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera
mengembalikannya."
Apakah kita mau jadi keledai yang
ditunggangi Yesus supaya Yesus bisa dielu-elukan di Yerusalem?
Kadang banyak hal yang kita ngga tau
seolah-olah ngga ada jalan, jalan buntu seolah-olah sesuatu yang mustahil, tapi
percayalah Tuhan kita adalah Tuhan yang ajaib Tuhan yang tahu segalanya. Tetap percaya
kalau tangan Tuhan cukup panjang buat menyelamatkan kita, hanya apakah kita mau
taat dan percaya supaya Yesus bisa dielu-elukan di Yerusalem.
Bayangkan deh keledai itu kan
keledai orang gimana kalau yang punya jerit-jerit, “itu keledai saya jangan
dicuri” kan lucu Yesus menyuruh kita mencuri keledai tapi ternyata ngga ada
yang punya tuh karena itu jalan sama Tuhan ngga bisa pakai pikiran just percaya
aja. “Only believe”.