EnglishFrenchGermanSpainItalian DutchRussianPortugueseJapaneseKorean

Google Search

Custom Search

Thursday, July 19, 2012

Belajar Dari Daud (Part 2)

Diambil dari buku:
I'm with You Heart and Soul - SEPAKAT!!!
by: Joshua Christian



2.  Ketika Daud dikejar dan mau dibunuh oleh Saul
            Daud, dia tidak pernah berharap jadi raja dia hanya mengerjakan segala sesuatu yang ditangannya dengan excellent mengerjakan dengan segenap hati dengan cinta dan pengabdian sehingga apa yang dikerjakannya dibuat berhasil oleh Tuhan dan sikap hatinya menyenangkan hati Tuhan karena jiwa dan hatinya sungguh-sungguh menyadarinya semua karena Tuhan.
            Coba imajinasikan hidup Daud dan pikirkan korelasinya dengan hidupmu maka ini akan menjadi sebuah perenungan:
            Dia sedang diam-diam dipandang menggembalakan domba dan kambingnya sambil memainkan kecapinya dan menyembah Tuhan tetapi dia dipanggil oleh Samuel dan diurapi menjadi raja atas Israel. Sehabis itu dia kembali lagi ke padang untuk menggembalakan.
            Setelah itu dia dipanggil ke istana untuk menghibur raja sebab raja kena roh jahat dan bayangkan dia menyanyi untuk raja, mendampingi raja, menghibur raja. Belum lagi saat itu Israel kena kegentaran karena raksasa Goliath itu menakutkan bagi Israel dan dia harus berperang melawan Goliath dan orang Filistin dan membawa kemenangan. Lalu Daud menjadi pembawa senjatanya Saul tetapi apakah sehabis itu hidupnya mulus? Pelan-pelan naik pangkat dan jadi raja? Oleh karena kebaikan-kebaikan yang dia buat?
Tetapi ternyata tidak pernah segemilang Salomo hidupnya dan tidak langsung instant menjadi raja seperti Saul. Ketika dia mulai cemerlang karena dikenal jago perang eh malah raja mengejar dia mau membunuh dia dan hidupnya tidak pernah mudah. Bayangkan dia dikejar-kejar Saul padahal dia perang begitu rupa sampai membawa kemenangan buat bangsa Israel. Hatinya bukan tidak mengerti arti sakitnya dikhianati tapi semua dikeluarkan lewat mazmur karena dia mengerti artinya takut akan Tuhan.
            Tetapi sepanjang kita membaca alkitab tidak pernah keluar dari hatinya yang berkata, “Mana janjinya aku menjadi raja malah sekarang aku mau dibunuh raja.” He never Question God. Statement seperti itu tidak pernah keluar dari mulutnya karena menjadi raja bukan tujuan hidupnya. Mengenal Tuhan hidup berkenan itulah tujuan hidupnya.
            Bagaimana dengan hidup kita? Bukankah sejujurnya banyak di antara kita mempertanyakan keadilan Allah? Seringkali kita yakin banget dan percaya Allah mengasihi kita tapi apakah hati kita tiba-tiba dapat banyak proyek-proyek besar dan sementara kita satu proyek aja ngga goal padahal kita ke gereja yang sama, menyembah sama dan menabur sama.
            Tiba-tiba saudara kita dapat rumah tetapi kita masih tinggal di gubuk reot dan masih banyak lagi ketidakadilan yang mata kita lihat tapi apakah hati kita yang paling dalam berkata aku percaya padaMu Tuhan, I will not question you? Dan coba Tanya dirimu kenapa disaat kita ok saat kita bahagia saat kita berhasil saat kita diberkati kita ngga bertanya why me Lord? BELAJAR PERCAYA.
            Seringkali tidak ada jawaban baku buat tiap orang tapi ketika hati kita yang paling dalam mengenal bahwa Yesus Allah kita adalah Allah yang Adil karena Dia sudah mati menebus kita dan itu keadilanNya. Ketika hati kita sungguh-sungguh percaya maka sesungguhnya jiwa kita akan ditenangkan. Dan sesungguhnya kalau kita mau jujur banyak yang Dia sudah beri yang melampaui apa yang layak kita terima.
            Ketika hati kita percaya sesungguhnya saat itu kita sedang berkata Tuhan aku sepakat denganMu dan I’m with You heart and soul kita semua menantikan yang besar percayalah semua orang menantikan janji-janji dan pengharapan-pengharapan yang besar tapi yang sangat penting bukan penggenapannya walau kita tidak boleh jemu menantikan penggenapannya tetapi perjalanan pengenalan akan Tuhan yang terukir di hati kita itu yang berarti, kesepakatan demi kesepakatan dalam BERJALAN BERSAMANYA itu yang berarti.
            Imajinasikan kita sedang melakukan perjalanan menuju sebuah kota emas tetapi kita harus melalui hutan belantara dan kita jalan dengan kekasih kita maka sesungguhnya ketika kita sampai di kota emas maka ukiran di hutan belantara bersamaNya itu tidak tergantikan. Ketika kamu memiliki segalanya maka sebenarnya ngga asyik lagi semua jadi bosan tetapi perjalanan berpetualang denganNya itu yang asyik yang kata Engkong “ngeri ngeri sedep”.
            Selama kita tekun dan sepakat menyiapkan wadah yang besar menyiapkan kapasitas yang besar pasti Tuhan akan menempati janjiNya. Saya mengambil kesimpulan bahwa:
            Sepakat = Tetap Percaya
Matius 21:1-3
1: Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
2: dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku.
3: Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya."
            Apakah kita mau jadi keledai yang ditunggangi Yesus supaya Yesus bisa dielu-elukan di Yerusalem?
            Kadang banyak hal yang kita ngga tau seolah-olah ngga ada jalan, jalan buntu seolah-olah sesuatu yang mustahil, tapi percayalah Tuhan kita adalah Tuhan yang ajaib Tuhan yang tahu segalanya. Tetap percaya kalau tangan Tuhan cukup panjang buat menyelamatkan kita, hanya apakah kita mau taat dan percaya supaya Yesus bisa dielu-elukan di Yerusalem.
            Bayangkan deh keledai itu kan keledai orang gimana kalau yang punya jerit-jerit, “itu keledai saya jangan dicuri” kan lucu Yesus menyuruh kita mencuri keledai tapi ternyata ngga ada yang punya tuh karena itu jalan sama Tuhan ngga bisa pakai pikiran just percaya aja. “Only believe”.
 
source: Belajar Dari Daud (Part 2)

Masukkan Code ini K1-EY8895-E
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com