1. Domba
Bilangan 28:7-8
Dan korban curahannya ialah seperempat
hin untuk setiap domba; curahkanlah minuman yang memabukkan sebagai korban
curahan bagi TUHAN di tempat kudus. Dan domba yang lain haruslah kauolah pada
waktu senja; sama seperti korban sajian pada waktu pagi dan sama seperti korban
curahannya haruslah engkau mengolahnya sebagai korban api-apian yang baunya
menyenangkan bagi TUHAN."
Domba berbicara tentang kehidupan kita sebagai umat percaya; dimana kita adalah kawanan domba dan Tuhan Yesus menjadi gembalanya. Sebagai domba gembalaan-Nya, maka senantiasa kita harus mendengarkan suara Gembala Agung kita.
Domba berbicara tentang kehidupan kita sebagai umat percaya; dimana kita adalah kawanan domba dan Tuhan Yesus menjadi gembalanya. Sebagai domba gembalaan-Nya, maka senantiasa kita harus mendengarkan suara Gembala Agung kita.
Yohanes 10:14
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan
domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal
Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Dengan kata lain, saat kita
mendengarkan dan melakukan apa yang Gembala Agung kita perintahkan; itu adalah
persembahan yang menjadi bau-bauan yang menyenangkan hati-Nya.
Domba yang dikorbankan kepada Allah
yaitu domba yang berumur setahun; berarti domba tersebut telah menjadi dewasa.
Artinya, dalam hubungan kita dengan Tuhan setiap hari kita harus semakin
didewasakan, tidak boleh stack.
Semakin hari kita harus semakin dewasa dalam mendengarkan dan melakukan apa
yang Dia kehendaki. Jadi domba di sini berbicara tentang kehidupan orang
percaya yang senantiasa mau mendengarkan suara Sang Gembala dan bergaul dalam
keakraban.
2. Tepung
Bilangan 28:5
Juga sepersepuluh efa tepung yang terbaik untuk korban sajian,
diolah dengan seperempat hin minyak tumbuk.
Seperti kita tahu; tepung
digunakan untuk membuat roti. Dan bukankah kita mengetahui bahwa Tuhan Yesus
adalah Roti Hidup?
Yohanes 6:35
Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia tidak akan haus lagi.
Jika Tuhan Yesus mengumpamakan
diri-Nya roti, maka setiap hari kita harus menikmati Roti Kehidupan itu, oleh
sebab itu; setiap hari kita harus bersekutu dengan Firman Allah dan mencari
perkataan rhema dari firman-Nya; bukan hanya menerima, namun kita harus
melakukannya dalam ketaatan dan ketepatan.
Jadi, kehidupan kita yang senantiasa
lapar dan haus akan firman-Nya; hal tersebut akan menjadi korban api-apian yang
berkenan kepada-Nya. Inilah hidangan yang senantiasa kita sediakan untuk
menjadi santapan bagi TUHAN, Allah.
3. Minuman yang Memabukkan
Bilangan 28:7b
curahkanlah minuman yang memabukkan sebagai korban curahan bagi TUHAN di tempat kudus.
Anggur adalah minuman yang memabukkan. Anggur adalah lambing cinta, hasrat, passion. Tidak ada yang bisa memabukkan kita selain anggur.
Dalam segala aspek, baik tindakan,
perkataan dan semua hal yang kita kerjakan, bahkan semua yang Dia perintahkan
untuk kita lakukan haruslah kita melakukan dan mengerjakannya atas dasar cinta
kita yang bergelora kepada Tuhan, bahkan bukan hanya ada cinta namun harus
ditambah dengan gairah untuk menyelesaikan apa yang Dia mau.
Penyembahan kitapun haris dibumbui
hasrat yang tidak terpuaskan kecuali hanya oleh kehadiran dan jamahan-Nya,
inilah minuman yang memabukkan bagi Allah.
Suatu pelayanan yang tidak
didasarkan atas gairah cinta dan passion
untuk menyenangkan Tuhan akan membuat pelayanan tersebut menjadi suatu
pelayanan yang kering dan berujung kepada pelayanan yang terfokus kepada diri
sendiri.
4. Lemak dan Darah
Keluaran 29:13
Kemudian kauambillah segala lemak yang menutupi isi perut, umbai
hati, kedua buah pinggang dan segala lemak yang melekat padanya, dan
kaubakarlah di atas mezbah.
Lemak yang dipersembahkan oleh imam seperti ayat di atas memiliki makna rohani untuk kita. Ini mewakili hidup kita yang harus menyembah dan memuliakan Tuhan dengan segenap hati, kekuatan dan akal budi seperti yang tertulis dalam Markus 12:30: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Lemak yang dipersembahkan oleh imam seperti ayat di atas memiliki makna rohani untuk kita. Ini mewakili hidup kita yang harus menyembah dan memuliakan Tuhan dengan segenap hati, kekuatan dan akal budi seperti yang tertulis dalam Markus 12:30: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
1.
Lemak
yang menutupi isi perut = Segenap hati
2.
Lemak
umbai hati = Segenap jiwa
3.
Lemak
kedua belah punggang = Segenap kekuatan
4.
Segala
Lemak yang melekat = Segenap apa yang kita miliki dalam hidup ini
Dengan
kata lain; saat kita menyembah Dia tidak ada lagi yang tidak kita berikan dan persembahkan;
semuanya kita serahkan sebagai korban bakaran yang menyukakan hati Tuhan.
Sementara darah; seperti kita tahu bahwa nyawa seseorang ada di dalam darahnya.
Sementara darah; seperti kita tahu bahwa nyawa seseorang ada di dalam darahnya.
Ulangan 12:23
Tetapi
jagalah baik-baik, supaya jangan engkau memakan darahnya, sebab darah ialah
nyawa, maka janganlah engkau memakan nyawa bersama-sama dengan daging.
Dengan kata lain saat imam mempersembahkan darah sebagai korban kepada Allah, dapat kita artikan bahwa kita harus melayani dan menyembah Dia tanpa menyayangkan nyawa kita. Apapun kita lakukan sekalipun itu membahayakan keselamatan hidup kita. Tidak mudah memang, tapi iutlah yang diinginkan Tuhan untuk kita.
Dengan kata lain saat imam mempersembahkan darah sebagai korban kepada Allah, dapat kita artikan bahwa kita harus melayani dan menyembah Dia tanpa menyayangkan nyawa kita. Apapun kita lakukan sekalipun itu membahayakan keselamatan hidup kita. Tidak mudah memang, tapi iutlah yang diinginkan Tuhan untuk kita.
Matius 10:39
Barangsiapa
mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa
kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Pencurahan
darah disini berarti juga suatu penyembahan yang menaruh seluruh keberadaan
hidup kita, masa depan, dan bahkan nyawa kita sekalipun, itulah yang harus
dicurahkan dan ditaruh sebagai korban yang menyenangkan bagi Tuhan.
Diambil dari buku: "Jalan Keimaman" - Ev. Daniel Krestianto
source: Korban Api-Apian dan Korban Curahan
Diambil dari buku: "Jalan Keimaman" - Ev. Daniel Krestianto