Baca: Amsal 10:26-32
Ayat Mas: Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan, tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat. (Amsal 10:32)
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 16-18
Ibrani 11 sebuah
pasal yang unik. Isinya biografi singkat sekian banyak tokoh iman
Perjanjian Lama. Menariknya, penulis hanya menderetkan kemenangan iman
mereka, tanpa menyebutkan satu pun kegagalan mereka. Jika saat ini
terbit biografi semacam itu, yang isinya hanya hal positif tentang si
tokoh, orang bisa jadi akan mencibir. Buku itu, terutama bagi yang
mengenal kehidupan si tokoh, akan dianggap sebagai pencitraan belaka.
Apakah penulis kitab Ibrani juga melakukan pencitraan?
Salomo
mengingatkan, tidak semua hal perlu dibicarakan. Kita perlu memilahnya
secara arif. Inilah tampaknya yang dilakukan penulis Ibrani. Meskipun
setiap tokoh memiliki kelemahan, bahkan ada yang melakukan dosa
mengerikan, ia memilih tidak membeberkan dan mengungkitnya kembali. Ia
memilih menyoroti iman mereka (frasa “karena iman” muncul 19 kali dalam Ibrani 11).
Ini bukan pencitraan; ini sudut pandang Allah yang penuh anugerah
terhadap mereka. Allah memperhitungkan iman mereka, bukan menimbang
antara perbuatan baik dan perbuatan buruk mereka. Bukankah ini kabar
baik yang menyenangkan, yang membangkitkan sukacita?
Sebagai
penerima anugerah, kita bersukacita karena Allah telah mengampuni
segala dosa kita dan tidak lagi mengungkit kesalahan kita, namun
merayakan kemenangan kita bersama-Nya. Kiranya sukacita itu melimpah
dalam hubungan kita dengan sesama: kita memilih untuk mengampuni dan
melupakan kesalahan mereka, serta lebih senang membicarakan hal-hal yang
membangun iman satu sama lain.
PENCITRAAN MENONJOLKAN KEBAIKAN DAN KEUNGGULAN MANUSIA; ANUGERAH MENONJOLKAN KEBAIKAN DAN KEUNGGULAN ALLAH
sumber: https://saatteduh.wordpress.com/2013/02/20/bukan-pencitraan/
