Baca: Matius 18:12-20
Era
modern mendatangkan kelimpahan sumber daya yang belum pernah terjadi di
dalam sejarah, entah itu benda maupun manusia. Maka dengan mudah untuk
membeli barang baru, bahkan mengganti dengan orang baru, jika barang
atau orang itu tidak bisa lagi dimiliki. Prinsip dunia ini jelas tak
boleh kita mewarnai kehidupan berjemaat.
Nas
yang kita baca hari ini memberikan dua hal: yang pertama, sebesar apa
kasih Allah bagi mereka yang “sesat” dan “hilang”, dan yang kedua,
bagaimana mestinya persekutuan para murid, yaitu jemaat atau ekklesia,
bersikap kepada mereka yang “berbuat dosa” (17). Kasih dan kehendak Allah kepada mereka yang sesat dan hilang itu disampaikan melalui perumpamaan tentang seorang gembala (12-14).
Perumpamaan ini menunjukkan
bahwa Allah berinisiatif mencari mereka, dan niscaya bersukacita jika
mereka yang hilang “ditemukan” kembali. Sikap Allah ini mesti mewujud
dalam sikap hidup jemaat kepada saudara yang “berbuat dosa”. Bukan untuk
dimaklumi begitu saja, tetapi juga tidak segera menjatuhkan sanksi
sosial atas dia. Hanya jika setelah ditegur secara empat mata, dengan
dua atau tiga saksi, dan melalui seluruh jemaat, orang itu masih tidak
mau mendengar, barulah dia dianggap sebagai “seorang yang tidak mengenal
Allah atau seorang pemungut cukai.” Namun di sini prinsip kasih makin
nyata. Bagian ini diakhiri juga dengan jaminan dan janji bahwa Allah
akan mengabulkan permintaan mereka. Tentu saja, kasih persaudaraan yang
sejati akan mendorong orang Kristen berdoa supaya orang itu kembali
bersekutu dengan mereka.
Gereja
seringkali terjebak pada dua ekstrim: memaklumi saudara yang berbuat
dosa (atas nama kasih dan pengampunan), atau sebaliknya bertindak
menjaga “kesucian” jemaat dengan mengucilkan orang yang dianggap
berdosa. Kedua ekstrim ini tidak mencerminkan kasih Kristus sebagai
kepala gereja dan mesti kita tinggalkan. Sebagai murid Kristus, kita
dipanggil untuk meminta ampun kepada Allah yang maha kasih itu, dan
menyatakan kasih-Nya melalui tindakan dan doa rekonsiliasi, yang
dilandasi kuasa Allah.
sumber: http://saatteduh.wordpress.com/2013/02/21/jika-ada-yang-hilang/
