Baca: Wahyu 19:1-10
Ayat Mas: Marilah
kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari
perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. (Wahyu 19:7)
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 12-13
Kita
tentu pernah mendengar atau mungkin malah ikut melontarkan guyonan
semacam ini: “Aku ingin Tuhan Yesus segera datang kembali… setelah aku
kawin, setelah aku sukses dalam karier dan kaya raya, setelah aku
beranak-cucu, atau (yang agak rohani) setelah dampak pelayananku
mendunia.” Kenapa kedatangan kembali Yesus Kristus cenderung
diasosiasikan sebagai gangguan di tengah keasyikan aktivitas kita di
dunia ini?
Paling
tidak ada dua gambaran besar tentang kedatangan Tuhan akhir zaman.
Pertama, kedatangan-Nya seperti pencuri yang muncul mendadak pada waktu
malam. Dia datang untuk membawa penghakiman pada orang-orang yang hidup
dalam kegelapan. Dia datang secara tiba-tiba di tengah keasyikan mereka
menikmati hawa nafsu duniawi (lihat 1 Tesalonika 5:1-11).
Kedua, kedatangan-Nya seperti
mempelai laki-laki yang menjemput mempelai perempuan idamannya. Mempelai
perempuan telah siap sedia, menantikan dengan penuh gairah dan
kerinduan. Kedatangan-Nya menjadi alasan untuk menggelar suatu perayaan
yang penuh sukacita, sorak-sorai, dan kemenangan. Dunia telah dijatuhi
hukuman, dan orang-orang kudus memerintah bersama Dia dalam kekekalan (lihat Wahyu 19:1-10).
Jadi,
bagaimana? Apakah Anda merasa “terganggu” oleh gagasan tentang
kedatangan-Nya kembali, atau sungguh-sungguh siap sedia menantikannya?
Sebagai orang kudus, entah kita meninggal dunia terlebih dahulu entah
kita menyambut kedatangan-Nya selagi masih hidup, kedatangan-Nya kembali
adalah sumber pengharapan dan sukacita.
PENGHARAPAN AKAN KEDATANGAN KEMBALI KRISTUS MEMBANGKITKAN SUKACITA YANG MENGUATKAN KITA MENGHADAPI TANTANGAN HIDUP
sumber: http://saatteduh.wordpress.com/2013/02/18/menantikan-pernikahan/
