Di dalam kekristenan, terdapat istilah-istilah penting yang tidak mudah untuk kita mengerti maksudnya. Yang menjadi penyebab persoalan tersebut adalah karena Alkitab ditulis dalam konteks sejarah saat penulisan kitab yang bersangkutan. Salah satu istilah penting yang sering kurang dimengerti adalah istilah “hamba”. Istilah “hamba” amat penting untuk dipahami karena istilah tersebut merupakan salah satu istilah yang memberi gambaran tentang hubungan antara manusia dengan Allah. Tuhan Yesus sendiri juga disebut sebagai “hamba Allah” dalam pengertian khusus, yaitu bahwa Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk melaksanakan kehendak Allah Bapa. Para rasul dan setiap orang percaya juga disebut sebagai “hamba Allah” atau “hamba Yesus Kristus”.
Dalam bacaan Alkitab hari ini, rakyat Mesir yang kelaparan itu akhirnya menjual bukan hanya ternak mereka, tetapi juga tanah mereka dan bahkan diri mereka sendiri kepada Firaun supaya mereka bisa memperoleh makanan (47:15-25). Akibatnya, rakyat Mesir—kecuali para imam—menjadi milik (hamba) Firaun dan Yusuf mewajibkan mereka untuk membayar dua puluh persen dari penghasilan mereka kepada Firaun (47:23-26).
Menurut ajaran Perjanjian Baru, setiap orang percaya sebagai hamba Allah adalah milik Roh Kudus atau milik Allah (1 Korintus 6:19-20). Dalam Perjanjian Lama, umat Allah diwajibkan untuk membayar persepuluhan; sedangkan dalam Perjanjian Baru, umat Allah diminta untuk mempersembahkan tubuh (dalam pengertian seluruh diri kita, termasuk jiwa dan roh kita, Roma 12:1).
1 Petrus 2:16
“Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.”
source: http://saatteduh.wordpress.com/2013/02/06/menjadi-hamba/
“Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.”
