Seperti apa mencintai dengan ikhlas itu? Apakah dia harus rela berkorban demi orang yang dikasihinya? Apa dia juga harus mau menuruti segala hal yang diingin oleh orang terkasihnya?
Berikut ada sebuah kisah tentang seorang anak yang sangat dimanja oleh ayahnya. Segala hal yang diingin oleh anaknya selalu dipenuhi. Beberapa tahun kemudian, sang anak menjadi seorang pemberontak. Ayahnya pun meninggal akibat kelakuan anaknya.
Anak tersebut harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di dalam penjara. Dia menyesal karena selama ini tidak pernah mau mendengarkan nasehat ibunya. Ibunya selalu melarang jika dia hendak melakukan hal-hal yang buruk. Selama dia di dalam penjara, ibunya tak pernah berubah, masih selalu menyayangi, memberi dukungan, dan mendoakannya.
Ibu adalah seorang wanita yang selalu ikhlas dalam mencintai, terlebih terhadap anak-anaknya. Cinta ibu itu juga menegur, agar kita terhindar dari hal-hal yang buruk di kemudian hari.
Saat kita mulai berontak kepada ibu, ibu hanya tersenyum dan tetap menegur dengan kasih. Kita tidak tahu bahwa sesungguhnya hatinya sangat pedih, dan ibu juga berdoa kepada Tuhan agar dosa-dosa kita senantiasa diampuni. Ibu tidak menginginkan apapun dari kita, ibu hanya ingin kita tumbuh menjadi anak-anak yang baik yang tetap takut akan Tuhan.
Siapa menahan kasih sayang terhadap sesamanya, melalaikan takut akan Yang Mahakuasa.
Ayub 6:14
sumber: http://www.renunganhariankristen.net/mencintai-dengan-ikhlas/