Bacaan Alkitab Sore 27 April 2014: Roma 1:1-7
...
menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang
mati bahwa Dialah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.
(Roma 1:4)
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-Raja 14-15
Ketuhanan
Yesus Kristus masih digugat dari abad pertama sampai sekarang.
Kedudukannya sebagai Kristus atau Mesias terus diperkarakan. Begitu
juga, kebangkitan-Nya dipergunjingkan sebagai perkara yang tidak masuk
akal.
Paulus
menanggapi isu ini secara jitu. Kebangkitan Yesus penting karena
menyatakan pembelaan Allah, menegaskan bahwa Yesus adalah Anak-Nya,
Yesus adalah Kristus (Mesias) dan Tuhan (Kurios). Kebangkitan memang
tidak masuk akal, namun bukan bertentangan dengan akal sehat, melainkan
melampaui akal--akal kita tidak cukup untuk memahaminya. Kebangkitan
adalah peristiwa yang melampaui daya tampung pikiran kita. Akal tidak
mampu mencernanya karena akal itu sendiri penuh keterbatasan. Lawatan
Allah pada manusia melalui kebangkitan Yesus hanya dapat diterima jika
kita bersedia mengakui keterbatasan akal tersebut dan menyambut Misteri
Iman.
Sikap
paling tepat terhadap kasih karunia, dengan demikian, bukanlah
mengerahkan daya rasio untuk memahaminya. Sebaliknya, dengan rendah hati
kita membuka hati untuk menerima, menjaga, dan mempersilakan kasih
karunia itu mengubah cara pandang. Perubahan perspektif ini nantinya
memotivasi kita untuk bergerak dalam hidup yang baru. Itulah makna
kebangkitan Yesus. Manusia yang menerima Misteri Iman dalam kebangkitan
Yesus hidupnya menjadi berarti, utuh, penuh oleh sukacita tiada terkira
serta cinta pada Allah dan sesama. Sudahkah kita menyambut kasih
karunia-Nya ini?
UNTUK MENGENAL ALLAH DENGAN AKAL YANG TERBATAS,
PERLU RUANG UNTUK MENYAMBUT MISTERI IMAN YANG MELAMPAUI AKAL
sumber: http://www.renunganharian.net/2014/49-april/1012-melampaui-akal.html
PERLU RUANG UNTUK MENYAMBUT MISTERI IMAN YANG MELAMPAUI AKAL
