Bacaan Alkitab Sore 10 Juni 2014: Lukas 21:1-44
Mereka
semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini
memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang
dimilikinya.(Lukas 21:4)
Bacaan Alkitab Setahun: Nehemia 11-12
Dalam
liputan sebuah stasiun televisi, ditampilkan kehidupan keluarga
pasangan difabel yang tinggal di Pati, Jawa Tengah. Meskipun mengalami
keterbatasan secara fisik, mereka tidak memanfaatkan hal itu untuk
meminta belas kasih orang lain dengan mengemis. Keduanya bekerja untuk
mencukupi kebutuhan rumah tangga dan pendidikan dua anak mereka. Bukan
hanya itu, mereka mengangkat dua anak asuh.
Berbagi
mungkin bukan masalah besar bagi yang berkelimpahan. Tetapi, bagaimana
jika pemberian itu bersumber dari keterbatasan? Bukankah nilainya lebih
berharga dari yang pertama? Yesus pun mengakui hal ini. Dua peser
persembahan janda miskin, di mata Yesus, merupakan persembahan yang
paling berharga. Jumlahnya memang tidak besar, tetapi, bagi sang janda,
jumlah itu mewakili seluruh nafkah. Itulah harta berharga kepunyaannya.
Perlu kerelaan hati untuk menyerahkannya.
Tuhan
tidak melihat persembahan yang kita berikan berdasarkan ukuran,
pengaruh, atau keberhasilannya. Tuhan lebih melihat kadar pengabdian,
pengurbanan, iman, dan ketulusan pribadi yang menyertainya. Keterbatasan
fisik atau finansial, dengan demikian, bukan alasan untuk membatasi
persembahan kita. Kita bisa memberikan waktu, tenaga, dana, kemampuan,
dan apa pun yang kita miliki sebagai persembahan yang kudus dan berkenan
bagi-Nya. Seperti dikatakan Paulus, kita mempersembahkan tubuh sebagai
persembahan yang hidup sebagai ungkapan syukur atas kemurahan-Nya (Rm.
12:1).
PEMBERIAN ITU BUKAN BERDASARKAN KELIMPAHAN,
TETAPI TERUTAMA BERDASARKAN KERELAAN.
sumber: http://www.renunganharian.net/2014/51-juni/1056-tak-terhambat-keterbatasan.html
TETAPI TERUTAMA BERDASARKAN KERELAAN.
