Baca: Lukas 6:37-42
Ayas
Mas: Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang
dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke
dalam ribaanmu… (Lukas 6:38)
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 38-39
Seorang
petani lele yang lumayan sukses di Kalasan, Yogyakarta, tidak
segan-segan membagikan ilmunya kepada petani lain yang berminat menekuni
budidaya ikan air tawar tersebut. Ia tidak khawatir kelak mereka akan
menjadi pesaingnya. “Kenapa mesti enggan berbagi ilmu dan keterampilan?”
katanya. “Kalaupun kita sudah membagikannya, belum tentu juga orang
bisa menirunya begitu saja. Dengan berbagi, kita sendiri akan
mendapatkan lebih banyak masukan. Kita malah jadi semakin pintar.”Ya, memberi tidak akan membuat
kita kekurangan. Sebaliknya, seperti ditegaskan Yesus, memberi justru
menjadikan sumber daya kita berlipat ganda. Apa yang kita berikan tidak
akan hilang secara sia-sia, melainkan akan dikembalikan kepada kita
dalam kadar yang berlimpah-limpah. Ini prinsip yang berlawanan dengan
yang dijalankan dalam dunia bisnis. Pebisnis didorong untuk mengeluarkan
biaya sekecil mungkin demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya.
Prinsip bisnis semacam ini membangkitkan keserakahan, adapun belajar
memberi mengembangkan kemurahan hati kita.
Kita
masing-masing pasti memiliki sesuatu yang baik–uang, talenta, waktu,
tenaga, senyuman, pengampunan–untuk dibagikan kepada orang yang
memerlukan. Kita tidak akan selalu menerima balasan dalam bentuk yang
sama persis, namun tak ayal kita akan mengalami berkat yang mendatangkan
damai sejahtera. Jadi, perhatikanlah apa saja yang Anda miliki dan
dapat Anda daya gunakan untuk memberkati sesama. Seperti petani lele
tadi, kenapa enggan berbagi?
ORANG MISKIN ADALAH ORANG YANG TIDAK MEMILIKI APA-APA UNTUK DIBAGIKAN KEPADA SESAMANYA
source: http://saatteduh.wordpress.com/2013/01/30/kenapa-enggan-berbagi/