Baca: Galatia 2:1-10
Ayat Mas: Mengenai
mereka yang dianggap terpandang itu -bagaimana kedudukan mereka dahulu,
itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka… (Galatia 2:6)
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 9-10
Semua
orang ingin dihormati sesuai dengan posisi atau jabatan yang
disandangnya walaupun kedudukan itu bukan diperolehnya karena suatu
prestasi. Seharusnya, prestasi atau kualitas kerjalah yang menentukan
tinggi rendahnya kedudukan seseorang di tempat kerja.
Paulus memperjuangkan pengakuan
atas kerasulannya tidak berdasarkan posisinya sebagai rasul, tetapi
berdasarkan kualitas pelayanannya. Bagi Paulus, pengakuan akan posisinya
sebagai rasul bukan hal yang terpenting. Ia jauh lebih menghargai
kehormatan yang dipercayakan kepadanya untuk memberitakan Injil.
Baginya, pengakuan Kristus terhadap kerasulannya jauh lebih tinggi atau
lebih sah dibandingkan pengakuan dari manusia. Rasul Paulus tidak mundur
dari pelayanan walaupun pengakuan akan jabatan kerasulannya masih
diperdebatkan oleh kaum Yahudi yang memperjuangkan legalitas hukum
Taurat. Ia menempatkan posisi Injil di atas segala peraturan manusia
yang membelenggu sehingga ia mengabaikan desakan agar kewajiban bersunat
diberlakukan bagi orang percaya bukan Yahudi. Kebenaran Injil yang
sekarang menjadi patokan moral dan iman bagi setiap orang percaya.
Bagaimana
dengan kita, apakah kita mengejar kualitas atau hanya sekadar posisi?
Di negeri ini banyak orang berlomba mengejar posisi dengan menghalalkan
segala cara, mulai dari main suap sampai memakai ijazah palsu. Jangan
terhanyut arus. Ingatlah, kualitas pribadi akan kita bawa sampai mati,
sedangkan posisi bisa tumbang sewaktu-waktu jika tidak ditunjang oleh
kualitas pribadi
KARAKTER YANG BERKUALITAS AKAN MENJADI PENOPANG YANG TEGUH BAGI KEDUDUKAN DAN PENCAPAIAN YANG MENJULANG
source: http://saatteduh.wordpress.com/2013/02/04/kualitas-vs-jabatan/
